Seribu perempuan menggelar aksi longmarch dari Bund HI ke Istana Negara, Jakarta (8/3). (Credit: ABC) .
Di Jakarta - Ribuan
kaum perempuan di berbagai daerah Indonesia menggelar aksi unjuk rasa
memperingati Hari Perempuan se-Dunia (8/3/
2013) dengan tiga tuntutan utama penghapusan diskriminasi,
kekerasan dan
pemiskinan terhadap perempuan. Aksi longmarch berlangsung dari pusat
perkantoran di Bundaran HI hingga Istana Negara berjarak sekitar 2 kilometer.
“Lebih seribu kaum perempuan dari berbagai latar belakang politisi, aktivis hingga buruh berjalan bersama sambil ber-orasi di setiap kantor Kementerian di sepanjang jalan Thamrin dan Merdeka Demonstran membentangkan spanduk besar yang bertuliskan sejumlah tuntutan mengatasnamakan Komite Aksi Hari Perempuan se-Dunia, gabungan dari puluhan organisasi Ham, Mahasiswa, Jurnalis dan komunitas warga miskin kota.
“Alida Bahaweres, warga Jakarta yang ikut dalam barisan demonstran menyampaikan pentingnya peran Pemerintah menciptakan rasa aman dan melindungi perempuan dari kekerasan yang belakangan kerap terjadi disemua tempat umum seperti di angkutan umum sampai di rumah. Jangan baru merespok baru kejadian, tapi ciptakan perangkat yang bisa melindungi perempuan,” kata Alida.
“Terkait kekerasan, Komnas Peremmpuan merilis sepanjang tahun 2012 saja, Komnas Perempuan menerima lebih dari 200 ribu laporan kasus kekerasan di 30 propinsi. Angka ini meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara politisi perempuan anggota DPR, Riekeu Dyah Pitaloka dalam orasinya menyatakan perlunya managih janji untuk gerakan affirmative action, keterwakilan 30 persen perempuan di Parlemen dan Pemerintahan.
“Hari ini adalah awal kita untuk menagih janji dan menandakan agar perempuan harus terjun ke politik agar bisa memperjuangkan tuntutan termasuk menghapuskan kekerasan,” katanya. Aksi peringatan juga berlangsung di Bandung, Jogja dan Makassar. Di Makassar, tuntutan yang mirip juga muncul seperti tekanan buat Pemerintah agar bersikap tegas terhadap kekerasan yang mengatasnamakan agama dan kekerasan terhadap perempuan.
“Sementara di Bandung, peringatan hari perempuan sedunia itu dimakanai untuk mengawal dan membentuk kekuatan terorganisir perempuan untuk mendapatkan hak atas upah layak dan jam kerja.
"Sumber: http://www.radioaustralia.net.au/indonesian 8 March 2013.
(Bihis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar