Jumat, 30 November 2012

PUT Rusuh, 1 Truk Dibakar, 3 Dirusak.

30/11/2012.
CURUP – Kemarahan warga di sejumlah desa di Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT), mencapai puncaknya, kemarin (27/11). Masyarakat yang kecewa terhadap sikap PT Bania Rahmat Utama (BRU) yang tak kunjung memperbaiki jalan sesuai kesepakatan beberapa waktu lalu, kembali menggelar aksi pemblokiran jalan hingga berujung perusakan.
1 unit truk hangus dibakar dan 3 truk dirusak menjadi korban amukan massa.
Data terhimpun, aksi demo warga dimulai sejak pukul 13.00 WIB. Ketika itu warga mulanya hanya membakar ban memblokir jalan di Desa Ulak Tanding. Sejumlah truk bermuatan material tambang galian C milik PT BRU yang terlanjur akan melintas pun terjebak. Sepertinya kemarahan ratusan warga dari sejumlah desa seperti Desa Belumai, Kasie Kasubun hingga Desa Bukit Batu, tak terbendung lagi. Berselang satu jam kemudian atau sekitar pukul 14.00 WIB, ternyata amukan massa terjadi di Jembatan Desa Belumai. Massa warga membakar 1 unit truk milik PT BRU hingga hangus. Tidak hanya itu, massa juga memecahkan kaca 3 unit truk. Tak ada yang dapat memberi perlawanan. Perangkat desa, kecamatan serta kepolisian hanya dapat menyaksikan kemarahan warga. Bahkan karena merasa terancam, para sopir truk lari tunggang langgang menyelamatkan diri ke arah hutan. Menurut informasi, massa juga sempat menduduki sekitar 15 unit tru dan 2 unit eksavator di lokasi tambang tersebut. Namun tidak sampai terjadi perusakan karena petugas cepat tanggap melakukan pengamanan. Aksi massa sendiri berakhir sekitar pukul 17.30 WIB. Warga membubarkan diri setelah dilakuakn pertemuan bersama PT BRU.
Diungkapkan seorang perwakilan warga PUT, Toni Borneo, aksi yang dilakukan warga itu semata-mata puncak kekesalan warga terhadap PT BRU yang hanya mengubar janji. Padahal dalam kesepatakan waktu itu, PT BRU diberi deadline 10 hari untuk mempebaiki jalan yang rusak akibat angkutan tambang. Namun kenyataannya, sudah hamper satu bulan berlalu, kesepakatan tersebut belum juga direalisasikan.
“Warga tidak terima dipermainkan. Jangan merasa rugi hanya beberapa mobil yang dirusak. Selama ini warga sudah dizalimi banyak mengalami kerugian. Berapa besar kerugian Negara akibat jalan rusak. Ditambah lagi penyakit yang ditimbulkan akibat debu-debu saat truk angkutan melintas. Tambang ini lebih banyak mudarat dari pada manfaatnya,” kesal Toni.
Sementara itu, Camat PUT, Mulyanda, S.Pd menegaskan, aksi massa dapat diredam setelah dilakukan pertemuan bersama PT BRU. PT BRU menyanggupi kesepakatan yang akhirnya dapat meredam emosi warga. Mulai hari ini (28/11), PT BRU akan langsung melakukan perbaikan jalan.
“Kita pegang janji PT BRU, besok (hari ini, red) langsung memasukkan alat berat untuk perbaikan jalan. Saya berharap kesepakatan tersebut dapat terealisasi agar tidak menimbulkan gejolak masyarakat kembali,” harap Mulyanda.
Mulyanda menjelaskan, sejak awal memang PT BRU telah diingatkan untuk segera merealisasikan sejumlah kesepakatan yang difasilitasi Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) RL awal November lalu. Berbeda dengan PT Ar Muhamat, telah menepati janji sesuai kesepakatan. PT Ar Muhamat telah memperbaiki jalan dari Desa Belumai samapi Desa Bukit Batu sepanjang 3 km. Sementara, jalan yang menjadi tanggung jawab PT BRU sepanjang 1 km, belum sama sekali tampak ada perbaikan.
“Warga tidak lagi menuntut ke PT Ar Muhamat karena sudah menunaikan kewajibannya. Nah PT BRU sendiri sebenarnya sudah berupaya memperbaiki, namun tidak sesuai kesepakatan. PErbaikan hanya berupa tambal sulam. Itulah akhirnya warga menjadi emosi,” jelas Mulyanda.
Bagaimanapun aksi massa telah tergolong anarkisme. Kapolres RL, AKBP. Edi Suroso, SH saat turun ke lokasi langsung memfasilitasi pertemuan antara warga dengan PT BRU. Dari pantauannya di lokasi, Edi mengaku aksi tersebut merupakan spontanitas massa. Namun, terkait perusakan tersebut, ia menegaskan akan tetap melakukan penyelidikan. Hingga tadi malam, Edi mengaku masih menempatkan petugas melakukan penjagaan di seputar lokasi perusakaan oleh massa warga. Namun, setelah pertemuan, massa warga akhirnya membubarkan diri.
“Kami masih memilah antara aksi spontanitas dan provokatif. Dari hasil lidik sementara petugas di lapangan, aksi perusakan tersebut adalah emosi spontan masyarakat. Wajar warga marah karena merasa dibohongi oleh pihak tambang. Kami akan melakukan lidik dengan mempelajari kembali pemicu kemarahan warga itu,” tegas Kapolres didampingi Kapolsek PUT, AKP. Junaidi, SH.(cuy).

''Sumber: http://harianrakyatbengkulu.com Rabu, 28 November, 2012.


(BihiS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar