17/11/2012.

BENGKULU – Momentum positif Festival Tabot yang dilaksanakan setiap
tahun baru Islam, 1 sampai 10 Muharam, mengandung nilai-nilai pencerahan
dan optimisme di masa depan. Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Provinsi Bengkulu,
Prof. Dr. Rohimin, M.Ag, setidaknya ada 3 nilai
yang bisa dikembangkan dari acara Tabot dan peringatan 1 Muharam.
Pertama, nilai muhasabah atau evaluasi diri. Momentum pergantian
tahun dalam kalender hijriah harus dijadikan umat Islam untuk melakukan
kontemplasi agar lebih baik kedepan. “Dengan adanya tabot di Muharam,
itu secara langsung mengingatkan umat Islam akan tahun baru Islam.
Dengan tahun baru Islam itu, muncul nilai orientasi muhasabah atau
evaluasi diri,” terang Prof Rohimin.
Nilai kedua, menurut Rohimin, adalah hijrah atau alih dari satu sikap
ke sikap yang positif. Setiap orang harus melakukan internalisasi dalam
dirinya dalam konteks hijrah, misal hijrah dari kebiasaan perbuatan
maksiat ke perbuatan taat, hijrah dari kebiasaan korupsi ke perbuatan
yang bermanfaat bagi umat. “Kalau hijrah fisik sudah dilakukan Nabi
Muhammad, tapi hijrah mental itu yang harus terus dilakukan,” ujarnya.
Ketiga, adalah nilai munawaroh atau berpandangan ke depan. Setelah
melihat kondisi kita sekarang, kita harus menyusun perencanaan kedepan.
“Tiga nilai tersebut kalau dipahami dan diaplikasikan, saya pikir akan
membawa kita pada pencerahan,” tambah Rohimin.
Merayakan tabot dengan memahami nilai-nilai Islam, menurut Rohimin,
sangat penting. Sebab selama ini ada yang terjebak melihat Tabot hanya
dari sisi pameran-pameran saja. Karena itu, dia menyebut positif
kegiatan-kegiatan Keislaman menyambut tahun baru Islam seperti
lomba-lomba Islami di sekolah, pawai Muharam, zikir akbar dan
sebagainya.
Tabot Dalam Kontek Sosiologis
Pada bagian lain, Rohimin juga menguraikan Tabot dalam konteks
sosiologis dapat dipahami sebagai sebuah tradisi. Apa yang dilakukan
dalam praktek tradisi itu, harus diberi makna simbolik dari ritual
tabot. “Wujudnya pengisiayan budaya dengan tradisi-tradisi Islam,”
katanya.
Sedangkan tabot historis atau tabot ritual hanya dipahami masyarakat
Tabot itu sendiri. “Kita memahaminya secara positif dengan wujud
pengisian budaya dan tradisi-tradisi Islam,” katanya.
Dibuka Plt Gubernur
Sementara itu, acara pembukaan Festival Tabot 2012 dibuka oleh Plt
Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah pada Rabu (14/11) malam pukul 21.00
WIB diiringi turunnya hujan yang mengguyur Kota Bengkulu. Sebelum
dibuka, didahului pertunjukan kesenian Barong Landong di Balai Raya
Semarak.
Dalam sambutannya Junaidi menilai SDM yang ada belum maksimal
mengembangkan potensi wisata di Bengkulu. Menurutnya, di Bengkulu saat
ini hanya even tabot yeng menjadi even tahunan, yang disebabkan minimnya
kreativitas dan entrepreneur. Dan baru even tabot saja yang diusulkan
kepada pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk dijadikan
even tingkat nasional.
Padahal, sambung Junaidi, tidak ada yang tidak menarik di Bengkulu.
Sayangnya kekayaan alam belum terkelola secara maksimal. Ia menyebut
sejumlah objek wisata memikat di Bengkulu seperti Danau Tujuh Warna di
Kabupaten Lebong, air terjum sembilan tingkat di Kabupaten Mukomuko,
Suban Air Panas di Curup, Rejang Lebong, Pantai Panjang di Kota Bengkulu
yang tidak ada duanya.
“Karena minimnya kreativitas dan entrepreneur untuk mengembangkan
potensi yang ada. Sehingga hanya tabot yang bisa dijual, padahal banyak
potensi lain di setiap kabupaten dan kota yang bisa dikembangkan dan
memiliki nilai jual tinggi. Seperti halnya telaga tujuh warna di
Kabupeten Lebong atau tari piring yang para penarinya dapat menari
diatas bara api,” kata Junaidi.
Junaidi juga mengungkapkan rasa bangganya karena kesenian Bengkulu
yang menyerupai ondel-ondel atau yang disebut Barong Landong (Boneka
Besar) sudah muncul lagi dan dikenal oleh masyarakat Bengkulu.
Sebelumnya, kesenian tersebut vakum selama kurun waktu yang cukup lama,
40 tahun.
Lampu Panggung Padam
Acara sambutan Junaidi Hamsyah saat pembukaan Tabot kemarin malam
sempat diwarnai lampu panggung padam. Dengan nada bergurau Junaidi
mengatakan ada yang sentimen kepadanya. “Siapa yang sentimen dengan saya
sambutan tidak nampak,” ujarnya yang disambut tawa oleh pengunjung.
Turut hadir dalam acara pembukaan Tabot antara lain Kapolda Bengkulu,
Brigjen Polisi Albertus Julius Beny Mokalu, Sekda Provinsi Bengkulu,
Drs.H.Asnawi A Lamat M.Si, Walikota Bengkulu, H. Ahmad Kanedi, SH, MH,
Bupati Kepahiang H.Bando Amin C Kader, Bupati Bengkulu Utara Imron
Rosyadi, Dandrem 041 Gamas, Kolonel Inf Teguh Pambudi, Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu, H.Hasanuddin, SE, M.Si.
Pembukaan tabot tersebut ditandai dengan pemukulan dol oleh
Plt.Gubernur didampingi unsur FKPD (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah)
Provinsi, Bupati dan Walikota.
Semarak pembukaan tabot dimeriahkan oleh penampilan berbagai kesenian
yang dimulai sekitar pukul 19.30 WIB. Ada 41 kegiatan yang digelar
selain untuk menyemarakkan festival tabot juga menyemarakkan HUT
Provinsi Bengkulu ke-44 yang akan jatuh Minggu lusa (18/11).
Hari Ini Lomba Tari Kreasi
Segenap perlombaan yang akan digelar sudah dimulai kemarin (15/11)
dan dipusatkan di panggung arena festival tabot diisi dengan perlombaan
komposisi musik dol untuk dewasa dan anak-anak. Sedangkan untuk hari ini
masih dipusatkan di panggung arena festival tabot akan digelar lomba
tari kreasi tabot se-Provinsi Bengkulu. (uwa).''Sumber: http://harianrakyatbengkulu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar