Jumat, 18 Januari 2013

Giliran PT RSM Didemo.



PEMATANG TIGA, BE -
Tampaknya para pengusaha perkebunan dan pertambangan di Provinsi Bengkulu, khususnya di wilayah Benteng dimata masyarakat hanya ingin mengeruk keuntungan semata. Perusahaan yang mengeksploitasi kekayaan alam di daerah ini tidak memikirkan nasib masyarakat disekitarnya.

Hal ini menyebabkan sering terjadinya konflik antara perusahaan dan masyarakat. Setelah PT AA didemo karyawannya, menuntut kesejahtaraan dan pengangkatan sebagai pegawai tetap belum lama ini. Kali ini giliran PT RSM (Ratu Samban Mining). Demo dilakukan oleh warga di Desa Air Kotok Kecamatan Pematang Tiga. Mereka memprotes limbah perusahaan itu merusak lokasi kebun, sawah dan menggenangi rumah warga. Warga memportal jalan menuju lokasi pertambangan PT RSM itu.

  "Kami kesal dengan PT RSM yang tidak peduli dengan nasib kami. Akibat limbah dari perusahaan ini, kami tidak bisa apa – apa lagi. Kebun dan sawah kami sudah hancur digenangi  limbahnya, kemana kami harus mengadu,”ujar Koordinator Lapangan (Korlap), Idham, yang juga sebagai tokoh masyarakat setempat, dalam orasinya. Hal yang sama diutarakan, Sawir warga yang ikut dalam penutupan portal, PT RSM tak hanya membuat kebun dan sawah milik warga rusak. Namun, juga tidak memperbaiki jembatan yang putus dan jalan yang rusak, akibat dilalui truk batu bara. Kami tidak akan membuka portal masuk ini, sebelum ada kesepakatan atau solusi dari pihak perusahaan terkait tuntutan kami ini,” ucapnya dengan nada tinggi.

  "Pantauan BE, dilapangan aksi ratusan warga ini dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, hingga sore hari massa masih bertahan menutup akses pintu masuk PT RSM tersebut. Bahkan, warga sanggup tidur dipintu masuk bersama – sama, agar pihak perusahaan tidak bisa beroperasi. Sementara itu, mendapatkan informasi penutupan portal tambang batu bara yang terletak di daerah perbatasan  kabupaten Benteng – Bengkulu Utara itu, Kapolsek Pondok Kelapa AKP Rudi Marwah beserta anggotanya, langsung meluncur ke TKP. Mereka harus melalui jalan yang terjal dan rusak parah. Dalam demo itu polisi tak bisa berbuat banyak. Karena jumlah polisi yang diterjunkan sedikit, tak seimbang dengan jumlah pendemo. Diduga aksi ini tidak memiliki izin dari kepolisian. Demo itu dilakukan secara spontan oleh masyarakat setempat.

  "Saya akan temui kepala desa dan menanyakan langsung aksi yang dilakukan oleh warganya ini. Karena, setahu saya izinnya tidak ada,” ucap Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Asep Tedy S, SIK melalui Kapolsek Pondok Kelapa, AKP Rudi Marwah, kemarin di TKP. Sementara itu, Kepala Desa Air Kotok, Wal Asri ketika dikonfirmasi membenarkan terjadinya aksi sepontan warganya tersebut. Demo itu tegas Sang Kades, atas kehendak masyarakat sendiri dan tidak ada hubungannya dengan dirinya. Namun,  Wal Asri telah menyampaikan pada warganya agar tidak melakukan aksi anarkis. Karena dapat membuat warga sengsara, berurusan dengan pihak berwajib. Diakui Wal Aasri,pihak perusahaan tidak peduli dengan warganya. Terkesan pihak perusahaan hanya ingin mengambil keuntungan belaka saja.

  "Selain itu, ia tidak bisa untuk melarang warga untuk menyampaikan aspirasinya. “Solusinya, warga tidak dirugikan dan pihak perusahaan juga tidak dirugikan. Namun, sampai saat ini pihak perusahaan tidak ada tangapannya,” katanya. Sayangnya, Managemen PT RSM, belum berhasil dikonfirmasi terkait demo warga ini.Bahkan, ketika wartawan koran ini  mendatangi kantor PT RSM, dilokasi tambang, tak ada seorangpun karyawan disana, yang mau buka mulut atas kejadian ini. (111)


  "Sumber: http://bengkuluekspress.com
Kamis, 17/01/2013.
(Bihis)


2 komentar: