Kamis, 13 Desember 2012

AKSI SOLIDARITAS UNTUK PETANI DAN AKTIVIS ANTI TAMBANG PHILIPINA.

"DON'T GIVE BLOODY CHRITSMAS” STOP THE KILLINGS, STOP LARGE SCALE MINING IN MINDANAO PHILIPINA.

JAKARTA (13/12/2012). Tragedi pembunuhan terhadap petani dan aktivis anti tambang terus terjadi di Mindanao Philipina. Dua hari jelang peringatan Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional 2012, seoarang petani dan 2 orang orang aktivis anti tambang dibunuh di
tempat terpisah, tindakan brutal itu memancing kemarahan dunia.
Sebagaimana diketahui, petani dan organisasi rakyat menentang pelaksanaan proyek Dipido tambang emas-tembaga seluas 17.626 hektar di Kasibu, Nueva Vizacaya.


Sebuah proyek tambang skala besar. Pembunuhan pada 8 Desember 2012 itu, menambah deretan panjang pembunuhan aktivis, sepanjang 2012 saja, sebanyak 15 aktivis lingkungan menjadi korban pembunuhan.
Pemerintahan Benigno Aquino III, terbukti tidak mampu meredam kekerasan yang telah berlangsung lama terhadap aktivis lingkungan dan pembela hak asasi – human rights defender (HRD). Bahkan sejak Benigno Aquino III menjadi Presiden, catatan pembunuhan terhadap aktivis mencapai 40-an orang lebih – Mindanao Peoples Statement, Nopember 2012. Ironisnya, kejadian pembunuhan 8 Desember lalu, disaat hampir seluruh dunia akan memperingati hari HAM.

Tak hanya itu, biasanya dibulan Desember sebagian besar rakyat Philipina sedang bersiap menyambut hari Natal. Menuju Natal, kesakralannya ternodai oleh tindakan brutal dalam membungkam para aktivis. Seolah-olah pengorbanan mereka layak untuk dilakukan sebagai Martir.
Kami masyarakat civil di Indonesia, turut berduka kepada korban pembunuhan, oleh karena itu, kami menyatakan sikap;

1.     Mengutuk keras segala tindakan yang mengakibatkan hilangnya nyawa. Khususnya cara-cara dilakukan dalam pembungkaman demokrasi kepada rakyat dan aktivis anti tambang.
2.     Menuntut pengusutan tuntas aksi pembunuhan, tak hanya berlaku pada peristiwa 8 Desember 2012, tapi juga kejadian-kejadian sebelumnya dalam menegakkan HAM.
3.     Hentikan segala kekerasan dan jadikan momentum hari HAM Internasional serta Natal sebagai rekonsiliasi atas praktek-praktek pelanggaran HAM di industri pertambangan Philipina.

Kontak;
Henri Ismail ,Hp.0852 1932 5501.
Andrie S Wijaya, Hp.0812 9459 623.
( JATAM, Poros, JPIC ).


(Bihis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar