Minggu, 22 April 2012

Selamatkan Pulau Tikus dari Kerusakan Lingkungan!

mediaindonesia.com Minggu, 22 April 2012.Selamatkan Pulau Tikus dari Kerusakan Lingkungan
                                              Pulau Tikus---bengkulukota.go.id

BENGKULU--MICOM: Sejumlah penyelam yang tergabung dalam "Rafflesia Bengkulu Diving Club" kembali menyerukan penyelamatan Pulau Tikus dari aktivitas muat batu bara yang akan merusak ekosistem pulau itu.

"Kami minta pemerintah menghentikan aktivitas bongkar muat batu bara di perairan Pulau Tikus karena akan mengganggu ekosistem pulau itu," kata instruktur 'Rafflesia Bengkulu Diving Club' Ari Anggoro di Bengkulu, Minggu (22/4).

Ia mengatakan hal itu di sela-sela aktivitas membersihkan kawasan Pantai Panjang bersama Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu dan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Bengkulu untuk memperingati Hari Bumi.

Kondisi perairan Pulau Tikus, katanya, semakin mengkhawatirkan akibat aktivitas bongkar muat batu bara tersebut serta tingginya laju abrasi yang mengikis daratan pulau itu.

"Tumpahan batu bara dari proses pemuatan sudah memenuhi perairan sekitar Pulau Tikus, karena itu kami sudah melakukan penyelaman ke dasarnya. Itu sangat berbahaya untuk pertumbuhan terumbu karang," katanya.

Penyelaman di sekitar Pulau Tikus bersama siswa sekolah tinggi perikanan Jakarta, katanya, juga menemukan tumpahan limbah batu bara menutupi karang.

Dosen Ilmu Kelautan Program Studi Kelautan Universitas Bengkulu itu mengatakan limbah pencucian batu bara dari lokasi penggalian yang terbawa ke Sungai Bengkulu hingga muara dan laut juga berbahaya seperti halnya aktivitas bongkar muat di perairan Pulau Tikus itu, .

"Sisa batu bara bekas pencucian yang menjadi limbah sudah memenuhi Sungai Bengkulu, bahkan terbawa hingga ke laut, ini jelas mengganggu ekosistem perairan," katanya.

Ia mengatakan substrat batu bara yang terbawa hingga ke perairan Bengkulu itu akan menutupi karang sehingga pertumbuhannya terganggu.

Jika batu bara menutupi terumbu karang maka bukan tidak mungkin karang tersebut akan mati sehingga merusak fungsinya untuk biota laut.

Persoalan limbah batu bara tersebut harus dituntaskan di tingkat hulu, yakni proses penggalian yang sebagian besar terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah.

Pemerintah, kata dia, seharusnya memperketat proses pengelolaan limbah bekas pencucian, sehingga Sungai Bengkulu dan perairan tidak menjadi korban.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu juga mendesak pemerintah menyelamatkan Pulau Tikus dari kerusakan akibat aktivitas bongkar muat batu bara di pulau itu sebelum diekspor ke berbagai negara. (Ant/X-12)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar