Sabtu, 31 Desember 2011

Mahasiswa Bengkulu Demo Solidaritas Mesuji & Bima

Rakyat Bengkulu 30 Desember 2011.

BENGKULU – Sekitar 20 aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Bengkulu, sekitar pukul 10.00 WIB, Kamis (29/12) kemarin menggelar aksi demo ke Polda Bengkulu. Mereka mengecam peristiwa Mesuji (Lampung dan Sumsel) serta bentrokan di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kelompok Cipayung merupakan gabungan sejumlah Ormawa ekstra kampus seperti HMI, GMKI, GMNI, PMII, PMKRI dan IMM.

Mahasiwa yang mengenakan jaket almamater masing-masing melakukan orasi di halaman Polda. Perwakilan mahasiswa, Asma Yuda menyampaikan 7 pernyataan sikap. Pertama, meminta Kapolri, Kapolda NTB dan Kapolres Bima dipecat dari jabatanya. Dua, polisi diminta mengusut dan menghukum penembakan dan pembantaian kasus Masuji dan Bima. Tiga, meminta Komnas HAM untuk menindaklanjuti kasus Mesuji dan Bima. Empat, menuntut pemerintah mengoptimalkan UUD 1945 terutama Pasal 33.
Lima, meminta pencabutan SK Bupati Bima No 118 tahun 2010 Tentang Izin Eksplorasi PT Mineral Nusantara. Enam, menuntut agar aktivis dan masyarakat yang ditangkap di Bima NTB dibebaskan. “Dan yang ketujuh kami meminta Kapolda Bengkulu untuk mengusut tuntas kasus meninggalnya pak Wagiran warga Translapindo Kecamatan Muara Santan Kabupaten Bengkulu Utara. Yang menjadi korban pembacokan yang saat ini jasadnya sudah dimakamkan di Yogyakarta,” terang Asma Yuda.
Saat menyampaikan tuntutanya kemarin, Kapolda Bengkulu menyambut baik aspirasi mahasiswa. “Untuk masalah Wagiran, kita sudah mengetahui siapa tersangka atau pelaku pembacokan tersebut. Namun untuk saat ini kami masih berusaha menangkap pelaku, yang sudah lari. Kasus itu tetap akan kita proses, kami juga telah membantu keluarga tersebut agar bisa dikebumikan di daerah asalnya,” terang Kapolda.
Saat menyampaikan aspirasinya kemarin, mahasiswa dan Kapolda sempat sedikit bersitegang. Salah satu mahasiswa Asma Yuda sempat memotong penjelasan Kapolda. “Karena bapak suka memotong, jadi jangan marah kalau perkataan bapak juga dipotong. Dan saya minta bapak juga menghargai kami di sini,” terang Yuda kemarin.
Kapolda yang berusaha menjawab pertanyaan Yuda saat itu sempat beberapa kali dipotong oleh Yuda. Sehingga Kapolda akhirnya sempat membentak mahasiswa tersebut. “Diam kamu. Kalian semuakan adik-adik kita. Nanti apa yang kalian ingin sampaikan kepada Kapolri akan kita sampaikan. Tuntutan kalian juga nantinya akan langsung kita kirim, saya janji itu,” terang Kapolda.
Tak lama salah satu perwakilan dari mahasiswa akhirnya menyerahkan pernyataan sikap mereka ke Kapolda Bengkulu untuk disampaikan kepada Kapolri. Setelah itu, mahasiswa membuarkan diri. Dan Kapolda kembali ke gedung Ditlantas untuk melanjutkan acara ekspos akhir tahun di hadapan pejabat utama Polda dan wartawan. (cik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar