Minggu, 09 Februari 2014

Mengeruk Dan Merampas Keselamatan Ruang Hidup Warga.


NTT - Proyek infrastruktur merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pertambangan, terutama pertambangan galian C. Pembangunan infrastruktur yang serampangan serta demi melayani pemodal,
secara langsung berkontribusi besar terhadap krisis lingkungan dan ruang hidup warga lingkar tambang. Hal ini lah yang terjadi di kecamatan Kanatang, Kambera dan Papu di kabupaten Sumba Timur.

  "Menurut pengkampanye Jatam, Ki Bagus Hadi Kusuma 6/2/2014, demi membangun darmaga penunjang kegiatan usaha, warga di sana harus menghadapi ancaman krisis lingkungan dan ruang hidup. Pertambangan pasir dan batu untuk campuran Asphalt Mixing Plant (AMP) milik PT Teratai dan PT Nusa Jaya Abadi diduga telah menyebabkan kerusakan lingkungan di wilayah hidup warga, bukit-bukit diratakan dan sungai-sungai dicemari.

  "Kesehatan warga pun juga menjadi taruhan, bayi yang baru berumur 2,5 tahun mengidap penyakit Pneumonia akibat terlalu sering terpapar debu dari proses pengolahan material yang juga diduga dilakukan AMP PT Nusa Jaya Abadi. Tercatat 9 warga, dari anak-anak hingga orang tua, menderita penyakit pernapasan sejak beroperasinya AMP di kecamatan Papu.

  "Bahkan di AMP PT Teratai kecamatan Kanatang, puluhan warga menderita penyakit infeksi kulit akibat sungai dan sumber air mereka tercemar oleh kegiatan AMP tersebut. Warga akhirnya melakukan proses mediasi dengan perusahaan dan instasi terkait di daerah pada 5 Juni 2013. Walaupun sampai sekarang beberapa poin yang disepakati tidak ada yang dijalankan. Bahkan Badan Lingkungan Hidup Pusat pun melemparkan tanggungjawabnya ke provinsi dan daerah dengan dalih otonomi daerah.

  "Pembangunan infrastruktur yang mengorbankan warga ini lah potret pembangunan di Indonesia. di Nusa Tenggara Timur sendiri, total investasi dari MP3EI sebesar 17,7 Trilliun. Namun anehnya, lebih dari setengah investasi tersebut diperuntukkan untuk industri pertambangan ( Rp 11,1 trilliun), sangat jauh bila dibandingkan dengan sektor perikanan (Rp 435 milliar) dan peternakan (Rp 866 milliar).

  "Maka bisa dibayangkan bahwa sebenarnya pembangunan infrastruktur di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Sumba Timur, hanya diproyeksikan untuk memfasilitasi kegiatan pertambangan yang akan massif kedepannya. Sudah seharusnya pemerintah memikirkan keselamatan warganya, tidak hanya memfasilitasi modal dengan mengorbankan warga.

  "Ketegasan pemerintah ini lah yang menjadi harapan warga untuk menekan PT Teratai dan PT Nusa Jaya Abadi untuk bertanggungjawab terhadap keselamatan dan ruang hidup warga yang telah dirampas. Pembangunan infrastruktur sejatinya untuk meningkatkan kualitas hidup warga, bukan memfasilitasi pemodal untuk mengeruk dan merampas keselamatan dan ruang hidup warga.



  (editing, bihis).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar