Jumat, 30 November 2012

Tinggalkan Solusi Palsu Perubahan Iklim, Wujudkan Keadilan Iklim.

30/11/2012.

Umat manusia akan berada di jalur bencana karena kenaikan suhu rata-rata  4°C , jauh di atas  ambang batas 2 °C, yang diperbincangkan selama ini. (Bank Dunia, 2012). Pada kenaikan 0,8 derajat C saja hari ini saja (di atas tingkat pra-industri) sudah menghasilkan berbagai malapetaka, seperti banjir, badai dan kekeringan.

PUT Rusuh, 1 Truk Dibakar, 3 Dirusak.

30/11/2012.
CURUP – Kemarahan warga di sejumlah desa di Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT), mencapai puncaknya, kemarin (27/11). Masyarakat yang kecewa terhadap sikap PT Bania Rahmat Utama (BRU) yang tak kunjung memperbaiki jalan sesuai kesepakatan beberapa waktu lalu, kembali menggelar aksi pemblokiran jalan hingga berujung perusakan.

Sabtu, 24 November 2012

Cyanida Dilarang di Eropa, Tapi Dibuang di Sungai Batang Toru: Kementerian Lingkungan Hidup Tak Bertindak.

24 November 2012.
Siaran Pers WALHI, JATAM, PBHI Jakarta, LBH Jakarta, ICEL, KRuHA.
Jakarta (23 November 2012) Senyawa cyanida sering dipakai di industri pertambangan untuk mengekstraksi logam seperti emas dari bebatuan. Namun karena cyanida adalah bahan kimia sangat beracun, maka Parlemen Eropa mengumumkan melarang penggunaan semua syanida di pertambangan Eropa pada akhir tahun 2011.

Rabu, 21 November 2012

Ancaman terhadap ‘Kabupaten Bahari’, Pemkab Sangihe Menabung “Malapetaka” melalui Tambang Rakyat.

21/11/2012.
Salah satu karakter penting kabupaten Kepulauan Sangihe adalah rawan bencana. Fakta menunjukkan bahwa di setiap dekade masyarakat pesisir  merasakan dan melihat terjadinya fenomena luas daratan (pulau) mulai mengecil karena abrasi. Bahkan, secara kasat mata nampak dan dirasakan masyarakat adalah longsor, banjir,  gempa bumi, dll yang sering melanda pada beberapa tahun terakhir ini.

Sabtu, 17 November 2012

Festival Tabot Sumatra(Bengkulu)Dimulai.

17/11/2012.
BENGKULU – Momentum positif Festival Tabot yang dilaksanakan setiap tahun baru Islam, 1 sampai 10 Muharam, mengandung nilai-nilai pencerahan dan optimisme di masa depan. Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu,

Minggu, 11 November 2012

Hak Konstitusi Warga Batang Toru Atas Lingkungan Yang Sehat Dikorbankan Demi Tambang Emas.

11 November 2012, Siaran Pers Walhi, Jatam, Warga Batang Toru.
Jakarta (11 November 2012) Warga Batang Toru menolak sungai Batang Toru sumber air minum, tempat menangkap ikan dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah tambang G Resources. Sungai ini penting bagi mereka untuk minum, mandi, memelihara ikan perairan darat. Di bagian hilir Batang Toru, terdapat Danau Siais. Daerah ini dikenal sebagai penghasil ikan sale.

Kamis, 08 November 2012

JATAM Sulteng Mendesak Pemerintah Turun Tangan Terkait Proyek Donggi-Senoro.

8/11/2012.
Palu, Tambangnews.com.- Jaringan Advokasi Tambang Sulawesi Tengah mengecam pihak Pemrakarsa DSLNG Donggi Senoro yang terkesan mengabaikan tuntuan warga Kecamatan Batui Banggai Sulawesi Tengah. Atas skandal penggunaan tanah kurang lebih 300 hektar bagi lokasi industri processing hilir LNG di Desa Uso, dimana, kurang lebih 30 hektar tanah yang dimiliki 18 Kepala Keluarga (KK) belum mendapatkan haknya, serta kurang lebih 50 orang lainnya yang tanahnya dibayar secara fiktif, manipulatif dan tidak berkeadilan.

"Masyarakat Batui dari lintas desa selama dua minggu melakukan aksi pendudukan didepan pintu masuk lokasi proyek di Desa Uso, memasang spanduk protes serta membangun tenda untuk menginap.

Kamis, 01 November 2012

Bara di Batangtoru Akibat Negara Memfasilitasi Kekerasan.

1/11/2012.
(Jakarta) Bila saja, pemerintah daerah Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat sedikit saja mau mendengarkan suara rakyat, maka kejadian amuk warga kepada aparat dan rusaknya fasilitas negara di Batangtoru tidak akan terulang.Sebelumnya, Juni 2012, kendaraan milik PT. Agincourt Resources perusahaan tambang emas, dibakar saat memasang pipa pembuangan limbah.

Tinjau Tambang Pasir Laut.

1/11/2012.
   Kerugian Masyarakat Pesisir Maduran Makin Parah.
SURABAYA, KOMPAS – DPRD Jawa Timur mendesak pemerintah Provinsi Jatim meninjau ulang analisis mengenai dampak lingkungan pengerukan pasir laut di Selat Madura. Aspek lingkungan dan kepentingan mesyarakat harus menjadi prioritas utama.